Kusta bisa disembuhkan, tapi jika orang dengan penyakit kusta tidak segera diobati dan luka yang ada tidak segera ditangani, maka mereka beresiko mengalami disabilitas. Akibatnya, kualitas hidup mereka menjadi berpotensi menurun. Terlebih dengan adanya stigma kusta yang masih terus ada di masyarakat.
Pada hari Senin, 20 Desember 2021 kemarin, bersama Ruang publik KBR dan NLR Indonesia mengadakan Talkshow Kusta dengan dua orang narasumber yang hebat. Yang pertama adalah Dr. dr. Sri Linuwih Susetyo, SpK merupakan Ketua kelompok studi morbus hansen (Kusta) Indonesia PERDOSKI. Dan yang kedua adalah Bapak Dulamin, merupakan ketua Kelompok Perawatan Diri (KPD) di Kecamatan Astanajapura Cirebon.
Seperti yang diketahui dalam data tahun 2017, angka disabilitas kusta masih cukup tinggi yaitu 6,6 per 1 Juta penduduk. Padahal pemerintah telah menetapkan target angka disabilitas kurang dari 1 per 1 Juta penduduk. Nah, dengan tingginya angka disabilitas kusta mengindikasikan keterlambatan penanganan dan penemuan penderita dengan penyakit kusta.
Kenapa dan mengapa hal ini bisa terjadi? Padahal kita tahu bahwa penyakit kusta ini bukan penyakit turunan dan bisa disembuhkan!?
Kusta Menyebabkan Disabilitas
Menurut Dr. dr. Sri Linuwih Susetyo, SpK tentang kusta itu adalah penyakit cacat adalah persepsi yang salah. Disabilitas atau cacat itu sendiri adalah ketidakmampuan untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Kusta yang menyebabkan disabilitas itu disebabkan karena kuman atau bakteri dari penyakit kusta itu sendiri.
Bakteri tersebut menyerang ke saraf yang bisa menyebabkan mati rasa, kelumpuhan atau kekeringan kulit. Dan saraf yang terkena penyakit kusta itu seperti:
Saraf Mati Rasa
Saat ada luka tidak akan terasa sakit dan biasanya orang akan membiarkannya. Hal itulah yang nantinya menyebabkan kuman kusta akan menyebar. Jika menyebar kebagian tulang, akan meyebabkan disabilitas.
Hal inilah yang peru diwaspadai, karena kebanyakan orang akan menganggap bahwa bercak yang timbul tidak sakit, tidak gatal, dan tidak merasakan keluhan apa-apa. Tapi hal itulah yang perlu kita periksakan sampai menemukan hasilnya bahwa itu bukan penyakit kusta.
Kelumpuhan
Saraf yang mengganggu otot motoriknya. Lumpuh itu bisa termasuk lumpuh layu atau lumpuh kaku. Nah, hal inilah yang menyebabkan terjadinya gangguan. Seperti itulah bagian awal terjadinya disabilitas. Pertamanya menyerang saraf lalu menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Inilah hal yang perlu kita perhatikan, aware dengan tubuh masing-masing dan kenali penyakit kusta untuk pencegaran dan pengobatan sejak dini. Untuk meminimalisir penyebaran bakteri dan kuman kusta agar tidak terjadi disabilitas.
Mengenal Disabilitas Penyakit Kusta
Apakah semua jenis penyakit kusta cenderung menyebabkan disabilitas?
Menurut Dr. dr. Sri Linuwih Susetyo, SpK tentang kusta bahwa kusta itu bisa disembuhkan dengan pencegahan dini. Sebenarnya iya kalau semua jenis kusta menyebabkan disabilitas, tapi tidak semua. Kusta ini bisa ditangani sejak dini sehingga kuman tidak menyebar.
Karena kuman ini bersarangnya dibagian saraf, jadi kemungkinan bisa mengalami cacat. Kecuali jika kuman ini berlokasi pada bagian yang tidak mengganggu saraf dan motorik yang lain, maka tidak akan cacat.
Gejala Awal Deteksi Penyakit Kusta
Apa sih gejala awal yang bisa dideteksi orang awam bahwa itu penyakit kusta? Hal inilah yang sering kita tanyakan khususnya untuk orang awam. Karena deteksi kusta itu tidak mudah, maka kita harus mencari tahu sampai benar-benar membuktikan bahwa itu bukan kusta.
Gejala awalnya adalah timbulnya bercak, bisa putih dan bisa juga merah dan itu mati rasa. Itu adalah gejala awal yg harus diwaspadai bahwa itu kusta atau bukan. Harus dicari tahu hingga bisa membuktikan bahwa ini bukan kusta. Karna yg menyerupai bercak seperti itu banyak sekali.
Timbulnya bercak itu bisa satu buah, bisa juga banyak diseluruh tubuh pun bisa. Misalnya di punggung. Bisa juga mati rasanya tidak terlalu dominan, tapi kelainannya sudah mulai timbul atau tumbuh. Itu biasanya ada pada tipe yg lebih berat, pasien dengan daya tahan tubuh nya rendah dan kumannya banyak.
Dari kuman itu masuk ke tubuh dan tumbuh, sampai terjadi kelainan itu membutuhkan waktu tahunan. Dan ini sulit untuk diprediksi karena kelainannya tidak spesifik. Rata-rata hal itu bisa terjadi dari 3-5 tahun dan bisa lebih dari itu.
Jika terdapat bercak yg mencurigakan dan mati rasa, tidak gatal, tidak sakit, tidak sembuh saat diberikan obat jamur, atau sejenisnya. Maka curigailah itu kusta dan periksakan itu sampai terbukti bahwa itu bukan kusta.
Bagian Tubuh Yang Bisa Mengalami Disabilitas
Bagian tubuh yang bisa mengalami disabilitas itu bagian tubuh tangan, kaki, dan mata. Kalau ada bercak di punggung, bukan disebut disabilitas. Karena tidak termasuk untuk kegiatan sehari-hari.
Maksud dari gangguan disabilitas adalah gangguan yg dapat mengganggu di bagian daerah tersebut. Misalnya jika gangguna yang ada di tangan, berarti saraf yang terganggu ada di siku, lalu menyebar kebagian tangan. Contoh lainnya adalah lokasi saraf dikaki, yaitu dibagian belakang lutut. Dan bisa menyebabkan kelumpuhan pada kaki.
Lalu untuk mata, ada disaraf bagian wajah. Terutama ada di bagian kelopak mata atas ataupun bawah. Hal yang paling bahaya adalah jika kornea matanya itu baal atau mati rasa. Untuk orang normal, saat kelilipan saja kita akan merasakan pedih dan akan kedip-kedip lalu bisa mengeluarkan air mata. Jika kornea matanya mati rasa, maka ada binatang lewat saja tidak akan terasa apa-apa. Itu yang paling bahaya, dan berpotensi untuk merusak mata.
Kapan saat mata bisa terjadi seperti itu?
Jika ditanya kapan saat mata terjadi seperti itu, tidak ada yg tahu. Tapi hal yg peru diwaspadai adalah jika terjadi reaksi. Biasanya matanya merah, daya penglihatan berkurang atau kabur, dan itu harus diwaspadai. Jika tiba-tiba dan dengan hitungan hari terjadi reaksi pada mata yang menyebabkan peradangan, maka langsung konsultasikan ke dokter.
Kisah Bapak Dulamin
Bapak Dulamin merupakan ketua Kelompok Perawatan Diri (KPD) di Kecamatan Astanajapura Cirebon. Beliau salah satu OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta) dari sekian banyak anggota KPD. Dengan segala kekurangannya, beliau tetap semangat untuk membantu OYPMK lainnya untuk berusaha sembuh dari Kusta.
Karena kusta itu tidak tahu datangnya kapan dan dari mana, maka kita perlu tahu semua tentang kusta. Seperti yang dialami oleh Pak Dulamin, beliau terkena kusta saat berumur 35 tahun. Dengan gejala awal terdapat bercak di punggung.
Pada tahun 2008 berobat di dokter umum, dari sana dokter tidak mengatakan bahwa itu bukan penyakit kusta, tapi penyakit biasa. Jadi pak Dulamin termasuk orang yang keterlambatan berobat dan akhirnya menimbulkan kecacatan.
Selama 2 tahun setelah berobat di puskesmas dan tau bahwa itu kusta, dan harus berobat selama 1 tahun. Dan harus rutin, karena kalau berhenti maka akan dimulai lagi dari awal untuk pengobatannya.
Masya Allah, saat mendengar kisah ini ikut terharu. Bahkan banyak sekali stigma negatif yang diterima pak Dulamin. Mulai dari dijauhi anggota keluarga hingga masyarakat. Memberikan makanan saja tidak diterima, dan dijauhi.
Kegiatan KPD
Kegaitan KPD yang diketuai oleh bapak Dulamin bersama anggotanya adalah mereka melakukan kegiatan perawatan diri 3M. Yaitu Memeriksa, Merawat, dan Melindungi.
Untuk perawatannya sendiri, jika orang berpenyakit kusta mempunyai luka, harus segera dibersihkan. Agar luka itu tidak jijik dan bisa bersih, bisa dilakukan dengan cara:
- Luka yang menebal seperti kapalan direndam minimal 20 menit
- Lalu diangkat dan digosok dengan batu apung
- Lakukan dengan rutin
Maka kulit yang awalnya itu menbal akan berkurang dan hilang. Kulit yang kasar pun juga bisa halus dengan penanganan seperti itu. Dan cara ini dilakukan secara rutin setiap hari. Untuk pertemuan KPD setiap bulan akan dilihat hasil dari perawatan luka tersebut. Jika mereka rajin merawat diri, maka akan terlihat perbedaannya.
Itulah salah satu kegiatan dari KPD, bapak Dulamin dan anggotanya sendiri pun tetap menyemangati pasien untuk selalu rutin meminum obat. Agar mereka bisa sembuh, tidak cacat seperti dirinya. Keren sekali pak Dulamin dan anggotanya ini. Semoga sehat selalu ya pak. Aamiin..
Pesan bapak Dulamin:
Disarankan untuk kedepannya, pemerintah perbanyak informasi atau poster di puskesmas bakwa kusta itu ada obatnya dan obatnya pun gratis. Karena dulu awalnya dengar kalau terkena kusta itu harus dibuang, atau diasingkan. Makanya sebagai OYMK itu mereka malu untuk berobat. Semaksimal mungkin kita jemput bola agar tidak adanya disabilitas karena kusta.
Mari kita bersama-sama, karena bersama kita bisa, terintegrasi. Jemput bola. Jangan ragu-ragu karena kusta bisa disembuhkan! - Dr. dr. Sri Linuwih Susetyo, SpK.
Seperti yang diceritakan oleh kedua narasumber hebat diatas, bahwa kusta yang menyebabkan disabilitas itu bisa dihindari. Hilangkan stigma negatif untuk para OYPMK dan penderita kusta. Sehingga Indonesia kita bisa bebas dari Kusta. Yuk! Cegah Disabilitas Karena Kusta Bisa Disembuhkan!
Terima Kasih..
Posting Komentar
Posting Komentar